Pernikahan itu ...

Hari Minggu yang lalu, adik Zu menikah. Pernikahannya menggunakan adat Minang. Saya datang ditemani/menemani Amy, kawan baru kami dari Australia. Kami sengaja datang agak pagi untuk menyaksikan upacara adat sebelum resepsi berlangsung.
Sejak iring-iringan pengantin memasuki gedung sampai mereka disambut oleh sekelompok penari, saya masih bisa berkonsentrasi menikmati jalannya acara, meski agak terganggu oleh orang-orang di belakang saya yang terus mendesak dan akhirnya maju ke depan sehingga agak menghalangi pandangan saya. Namun, saat pengantin mulai naik ke pelaminan, tiba-tiba ada yang aneh. Saya tidak tahu pasti apa yang sebetulnya saya rasakan. Terharukah? Sedihkah? Saya tidak tahu. Yang saya tahu, saat itu saya ingin menangis. Mungkin saya hanya tiba-tiba sadar kembali bahwa jalan yang harus saya tempuh untuk mencapai apa yang sedang mereka alami mungkin masih amat panjang, banyak semak belukar menghadang, dan itu membuat saya takut ...
Saya cengeng, ya?
Tapi saya tidak jadi menangis, kok. Saya senang, saya bahagia.
Selamat, ya, Fitri dan Heri. Selamat juga untuk Zu dan keluarga. Terima kasih sudah mengundang kami.
Saat saya menikah nanti, mudah-mudahan kalian juga berkenan hadir ;> ting!

Comments

zuhe said…
sama-sama mba'. tx juga. InsyaAllah, pas nanti mba' menikah, semua keluarga saya akan datang...
joesti said…
Adik, jangan putus asa. Senantiasa berprasangka baik pada Allah. Allah akan seperti yang disangka hambaNya. Dia akan membukakan jalan untuk adik. Doa kami selalu.
INYOMAN RUDI K said…
Zus Dewi zonder sedihlah Jij poenja itoe hatji. Ike poen ada pernach merasa sperti Jij masa ini. Diwaktoe bulan poernama tiba, daripada itoelah malam menjadi trang. (puguh atuh meneer.....)
dewi said…
terima kasih ...
ya, sekali-kali boleh kan sedih dikit ;> ting!
sotarchery said…
Mudah-mudahan cepat menikah,jadi cepet-cepet ngundang aku juga yah,biar nanti aku bisa makan-makan enak :)

Popular Posts