ASI untuk Bebe ...

Saat hamil, saya sudah berniat untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama untuk Bebe. Oleh karena itu, untuk melahirkan saya memilih rumah sakit yang mendukung program ini. Saya juga sudah menyiapkan beberapa perlengkapan untuk memudahkan pemberian ASI setelah bekerja kembali nantinya: pompa ASI, kantong penyimpan ASIP, botol susu berleher lebar dengan dot menyerupai puting susu ibu, dan cooler bag lengkap dengan ice pack-nya. Tapi rencana tidak selalu dapat dilaksanakan sesuai harapan.
Inisiasi menyusu dini tak berjalan seperti yang saya bayangkan. Saya melahirkan lewat operasi. Sulit tentunya untuk melakukan IMD seperti yang saya lihat di video tentang IMD. Memang Bebe sempat ditempelkan ke dada saya sebentar, tapi itu tidak sama. Saat di ruang pemulihan, belum lewat 1 jam setelah dilahirkan, Bebe juga sempat dibawa untuk disusui, tapi dia tidur lelap sekali, tak mau bangun.
Masalah lainnya, ASI saya tidak segera keluar. Awalnya saya masih tenang, toh masih ada waktu 3 x 24 jam untuk menunggu. Lagipula saya tak sendiri, tetangga sebelah juga mengalami hal yang sama. Tapi kemudian badan Bebe agak panas dan terus-menerus menangis. Sebagai ibu baru yang tak berpengalaman, saya panik. Akhirnya setelah 36 jam saya relakan Bebe minum susu formula, sambil terus berusaha menyusu pada saya. Baru keesokan harinya ASI keluar meski belum lancar. Karena sudah terlanjur tidak percaya diri, siangnya saya minta Bebe diberi tambahan susu formula lagi. Sore sampai keesokan harinya (saat diizinkan pulang dari rumah sakit), Alhamdulillah, Bebe bisa minum ASI.
Tadinya saya pikir masalah kesulitan ASI ini sudah selesai sampai di sini. Ternyata belum. Malamnya Bebe menangis tak mau diam. Saya susui, tapi saya merasa Bebe tidak puas, tangisannya masih belum berhenti. Saya panik lagi. Akhirnya saya siapkan susu formula, 30 cc saja. Waduh, Bebe minum sampai berbunyi cleguk-cleguk. Lahap sekali. Kasihan. Ya sudah, saya pasrah. Kalau memang harus diselingi formula, ya ndak apa-apa, ya, Nak, tapi Ibu tetap berusaha. Besok paginya saya masih menyiapkan 30cc susu formula untuk Bebe. Ternyata, sampai saat ini, itu susu formula terakhir yang diminum Bebe. Setelah itu, Bebe hanya minum ASI. Alhamdulillah.
Berbagai cara saya lakukan untuk melancarkan produksi ASI, antara lain minum Molocco dari dokter, minum ekstrak daun katuk, makan sayur bening katuk, dan minum air kacang hijau. Hasilnya, meski tidak sangat berlimpah, produksi ASI lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Bebe. Sekali lagi, Alhamdulillah.

Comments

Popular Posts