Seragam dan peningkatan kinerja

Kemarin ada pembagian kain seragam baru. Senangnya.
Saya suka berseragam. Mengapa? Berkat seragam,saya tidak perlu pusing memikirkan baju mana yang akan saya kenakan setiap harinya. Dengan demikian, saya dapat tiba di kantor lebih pagi, tidak terburu-buru, dan dengan suasana hati yang cerah, penuh semangat untuk bekerja.
Jadi, menurut saya, penggunaan seragam itu dapat meningkatkan kinerja. Ya, setidaknya kinerja saya. Anda setuju?
Manfaat lainnya juga ada. Saya tak perlu lagi membeli pakaian kerja. Uangnya dapat digunakan untuk membeli barang-barang lainnya, misalnya sepatu atau buku, he he he ...

Berikut ini sedikit cerita tentang seragam kantor. Banyak cerita di balik seragam-seragam saya.
  • Hari Senin seharusnya kami berseragam kemeja biru muda. Umur seragam ini sudah lama. Sudah 4 tahun. Kemeja saya sudah robek karena aus. Sebagai penggantinya, saya membeli kemeja lagi (dibela-belain beli, malu karena tidak lagi berseragam biru muda, hehe).
  • Hari Selasa adalah hari seragam biru tua. Karena kesalahan penjahit, seragam saya berkerut saat dicuci dan diseterika. Masalahnya datang dari kain pelapis dalamnya. kain pelapisnya mengerut. Solusinya, kain pelapis dikeluarkan. Nah, masalah rupanya tidak berakhir di sini. Karena penggunaan setrika yang terlalu panas (yang membantu menyetrika baju saya belum berpengalaman), baju saya rusak, berubah menjadi biru mengkilap. Seandainya efek mengkilapnya dari payet, tentu bagus, he he. Akhirnya saya membuat seragam baru dari jenis kain lain yang warnanya mirip. Supaya aman, kainnya saya pilih yang tidak mudah rusak oleh panas setrika. O, ya, saya punya 2 kerudung yang warnanya cocok sekali dengan seragam ini. Dua-duanya pemberian kawan. Yang pertama dari Bu El, yang kedua dari Zu. Yang dari Bu El motifnya bagus dan jenis bahannya enak dipakai. Sayangnya sudah rusak, aus. Yang dari zu juga bagus. Oleh-oleh dari Gorontalo. Suka.
  • Hari Rabu, kami berseragam abu-abu. Saya punya dua stel seragam. Mengapa dua? Seragam yang pertama gagal produksi. Kebesaran. Sudah dikembalikan ke penjahitnya untuk diperbaiki, tapi tetap kebesaran. Solusinya, saya pesan kain baru untuk dijahitkan ke penjahit lainnya. Hasilnya lebih bagus. Jauh lebih bagus. Sayangnya, saya lupa memesan agar pinggang celananya diberi karet. Akibatnya, sekarang celananya agak kekecilan karena badan saya sedikit melar. Efeknya, celananya agak menggantung. Tak apa. Saya cukup pede, kok.
  • Jika ada upacara, kami tentu berseragam Korpri. Kadang-kadang saya merasa tua karena seragam ini, hehe. Mengingatkan saya pada bapak dan ibu guru saya dulu. Tapi saya suka, kok. Warna baju Korpri saya sudah memudar. Saya sudah menyiapkan kain penggantinya, tapi belum sempat dijahitkan.
  • Untuk berolahraga di Hari Jumat, kami punya dua seragam: kaus biru muda dan kaus merah. Saya lebih suka yang merah karena lebih baru. Kaus yang biru muda sudah agak pudar warnanya. Lagipula warna biru muda kurang cocok dengan warna kulit saya yang agak gelap, he he.
  • Hari Jumat adalah hari berbatik. Saya punya banyak batik. Favorit saya adalah rompi batik berwana coklat tua bercampur putih dan kemeja coklat muda bermotif klasik. keduanya saya beli di Mall Ambassador, Jakarta. Sayangnya, kadang saya tak sempat berganti pakaian selepas berolahraga. Jorok, ya? Mohon dimaaafkan.

Comments

Popular Posts